Saturday, April 13th, 2024

mengenal macam iklim di Jepang

Jepang adalah ekonomi terbesar kelima di dunia dan pemimpin di banyak bidang inovasi teknologi. Ini telah bekerja menuju kelestarian lingkungan untuk masa depannya. Jepang adalah sumber emisi gas rumah kaca terbesar ke-3 di dunia, hanya Cina dan Amerika Serikat yang mengeluarkan emisi lebih banyak. Emisi negara ini terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil, yang menyumbang lebih dari 80% total emisi GRK.
Jepang telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi gas rumah kaca dengan mengadopsi sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Namun, tujuan Jepang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mungkin tidak cukup untuk menjaga pemanasan global di bawah 2°C pada tahun 2050.
Negara ini perlu mengambil langkah tambahan jika ingin memitigasi perubahan iklim di Jepang dan berkontribusi pada upaya global. Kementerian Lingkungan Hidup Jepang baru-baru ini mengeluarkan rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara telah menyiapkan program untuk meningkatkan penggunaan tenaga surya, serta program untuk mengurangi emisi karbon di industri. Negara ini juga berencana untuk melakukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur hijau, seperti smart grid, stasiun pengisian daya kendaraan listrik, dan sistem penyimpanan daya.

Jepang juga berupaya mengurangi limbah dengan mendorong daur ulang dan menggunakan bahan yang dapat terurai secara hayati. Selain upaya tersebut, Jepang berharap dapat mengurangi ketergantungannya pada sumber daya alam dengan mengembangkan metode pertanian yang lebih efisien yang tidak membutuhkan banyak air atau pupuk.
Rencana tersebut menguraikan langkah-langkah untuk mengurangi emisi dari sektor pembangkit listrik, industri, transportasi, bangunan dan pengelolaan limbah, tetapi tidak menyebutkan pertambangan batu bara atau pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Kelalaian ini mengkhawatirkan karena batubara menyumbang hampir 30% dari konsumsi energi utama Jepang.
Rencana tersebut juga tidak mencakup langkah-langkah untuk mengurangi emisi dari peternakan yang menyumbang sekitar 6% dari total emisi negara.
Proyek ini merupakan kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Idenya adalah untuk menciptakan sistem energi baru yang akan dapat menyediakan listrik ke seluruh Jepang pada tahun 2050.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk membuat Jepang lebih tahan terhadap bencana alam dan perubahan iklim. Ini juga akan membantu ketergantungan negara pada impor minyak dan mempromosikan sumber energi terbarukan.
Iklim Jepang terbilang unik karena tergolong memiliki iklim subtropis yang lembab. Klasifikasi ini berarti bahwa negara tersebut memiliki empat musim yang berbeda dan menikmati musim panas yang hangat dan musim dingin yang sejuk.
Iklim Jepang unik karena memiliki klasifikasi subtropis lembab, artinya negara ini memiliki empat musim yang berbeda dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang sejuk.
contohnya kota tokyo, tokyo adalah kota terpadat di jepang, dan juga ibu kota negara jepang. Tokyo terletak di sisi timur Honshu, pulau terbesar di Jepang. Tokyo memiliki iklim subtropis yang lembap dengan musim panas yang hangat dan musim dingin dengan hujan salju lebat.
Tokyo mengalami empat musim yang berbeda yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Suhu rata-rata untuk musim dingin dapat berkisar antara -2 hingga 10 derajat Celcius (28-50 derajat Fahrenheit). Di musim panas, suhu dapat berkisar antara 20 hingga 34 derajat Celcius (68-93 derajat Fahrenheit). Suhu di Jepang bisa berubah drastis dari siang ke malam dan dari musim ke musim. Suhu siang hari rata-rata di Jepang berkisar antara 18°C (64°F) di musim dingin hingga 27°C (81°F) di musim panas. Pada malam hari, suhu turun di bawah 10°C (50°F). Biasanya jauh lebih dingin selama musim dingin daripada selama musim panas.
Musim panas di Jepang sangat berbeda dengan musim panas di AS. Di Jepang, musim panas adalah waktu bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. Kata dalam bahasa Jepang untuk musim panas adalah “natsu”, yang sebenarnya berarti “musim panas”, tetapi juga memiliki konotasi “panas”. Natsu juga bisa berarti “menjadi lebih hangat” atau “menjadi lebih panas”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *